Kamis, 23 Juli 2009

Kenapa Kentut Ada yang Bau dan Tidak?


Makanan telur dan daging memicu bau kentut alias buang angin yang tajam. Sedangkan biji-bijian tidak meningkatkan bau kentut. Kenapa bau kentut berbeda-beda?

buang angin adalah gas yang berasal dari pencernaan manusia yang sumbernya bermacam-macam.

Bisa berasal dari udara yang masuk ke tubuh atau gas yang dihasilkan dari reaksi kimia dalam usus atau bisa juga gas yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri yang hidup dalam usus.

Kebanyakan gas yang masuk ke dalam tubuh merupakan gas oksigen yang masuk melalui udara. Pada saat udara mencapai usus besar, sebagian besar yang tertinggal adalah nitrogen.

Reaksi kimia antara asam perut dan cairan usus menghasilkan karbondioksida, yang juga merupakan komponen dari udara dan merupakan produk dari aktivitas bakteri. Sementara, bakteri juga menghasilkan hidrogen dan metan.

Selain itu makanan apa yang dimakan, bakteri apa yang hidup di dalam usus, serta berapa lama manusia menahan buang anginnya juga menentukan ketajaman gas yang tercipta di dalam tubuh. Semakin lama buang angin ditahan, maka kandungan nitrogennya semakin tinggi.

Sementara bau yang ditimbulkan dari buang angin ini berasal dari campuran gas hidrogen sulfida dan merkapturat, dan campuran ini mengandung belerang.

Jika mengonsumsi makanan yang mengandung belerang tinggi dan sulfida yang dihasilkan oleh bakteri dalam usus juga bertambah, ini akan membuat bau dari kentut ini semakin meningkat. Jika makanan jauh unsur-unsur tersebut bau kentut pun akan tak berasa.

Lamanya bau buang angin bisa tercium ke hidung orang lain tergantung dari kelembaban udara, temperatur sekitar, kecepatan angin, jarak antar manusianya serta besarnya molekul yang dikeluarkan. Namun, biasanya waktu yang diperlukan rata-rata 13-20 detik.

Sementara itu, suara yang keluar pada saat buang angin dihasilkan dari getaran pada saat dubur terbuka. Suara ini tergantung dari kesesakan otot, kecepatan perjalanan udara, campuran gas dan lemak tubuh.

Rata-rata manusia memproduksi gas hingga mencapai 1,5 liter gas per hari. Tidak ada perbedaan frekuensi buang angin antara perempuan dan laki-laki, tapi laki-laki cenderung memiliki suara buang angin yang lebih besar dibandingkan perempuan.

Jadi kentut adalah proses yang sangat alami. Kentut bukan aib, asalkan pada tempat dan waktu yang benar sehingga tidak mengganggu orang lain dan memalukan diri Anda sendiri.

Minggu, 05 Juli 2009

Pertanyaan Umum Seputar JOB INterview

1. Apakah tujuan dan sasaran jangka pendek serta jangka panjang anda, mengapa anda mau mencapai tujuan tersebut, dan bagaimana anda mempersiapkan diri untuk mencapai hal itu?

2. Apakah tujuan khusus anda, selain tujuan yang ada hubungannya dengan pekerjaan? Sudahkah anda mempersiapkan diri untuk 10 tahun mendatang?

3. Bagaimana anda melihat diri anda dalam 5 tahun yang akan datang?

4. Apa yang menjadi tujuan jangka panjang anda?

5. Apa rencana anda untuk mencapai tujuan tersebut?

6. Imbalan apa yang anda inginkan terutama dari usaha/pekerjaan anda?

7. Apakah yang anda inginkan tersebut dapat diraih dalam waktu 5 tahun?

8. Mana yang lebih penting bagi anda: uang atau imbalan lain dari pekerjaan tersebut?

9. Bagaimana anda menggambarkan diri anda sendiri?

10. Mengapa saya harus mempekerjakan anda?

11. Kualifikasi apa yang anda miliki yang membuat anda beranggapan bahwa anda akan berhasil dalam bekerja?

12. Bagaimana anda mengevaluasi keberhasilan anda?

13. Menurut anda, apa yang dapat dilakukan perusahaan agar berhasil ?

14. Dengan cara bagaimana anda dapat memberikan kontribusi kepada perusahaan?

15. Kualitas-kualitas apa yang harus dimiliki oleh manajer agar ia dapat menjadi manajer yang baik?

16. Apakah anda mempunyai rencana untuk melanjutkan studi?

17. Apakah anda menganggap nilai yang anda peroleh merupakan indikasi yang baik dari prestasi akademik yang anda miliki?

18. Pengalaman apa yang telah anda dapatkan dalam berbagai kegiatan extrakurikuler.

19. Jenis lingkungan kerja seperti apa yang paling menyenangkan bagi anda?

20. Bagaimana kalau anda bekerja dibawah tekanan?

21. Jam kerja paruh waktu mana yang paling anda sukai? Mengapa?

22. Setelah lulus dari perguruan tinggi, pekerjaan seperti apa yang ideal menurut anda?

23. Mengapa anda memutuskan untuk mencari pekerjaan disuatu perusahaan?

24. Apa yang anda ketahui mengenai kondisi kehidupan suatu perusahaan?

25. Kriteria apa yang anda gunakan untuk menilai perusahaan yang menjadi sasaran anda?

26. Apakah anda mempunyai pilihan kota atau negara tertentu untuk anda bekerja/ tinggal? Apa alasan anda?

27. Bersediakah anda ditempatkan di kota lain? Apakah pemindahan itu akan mengganggu anda?

28. Apakah anda bersedia menjalani masa pendidikan minimal 6 bulan?

29. Mengapa anda berpikir bahwa anda akan menyukai kehidupan masyarakat dilingkungan sekitar perusahaan?

30. Apakah permasalahan utama yang pernah anda hadapi dan bagaimana anda menanganinya?

31. Apa yang anda pelajari dari kesalahan-kesalahan yang pernah anda lakukan?

32. Bidang atau mata kuliah apa yang paling anda sukai? Mengapa?

33. Bidang atau mata kuliah apa yang paling tidak anda sukai? Mengapa?

34. Menurut anda, bagaimana pandangan teman atau guru mengenai diri anda?

35. Jelaskan pengalaman anda yang paling menyenangkan selama di perguruan tinggi

Tujuh Kesaktian Cuka *Awesome..!!

SELAIN untuk menambah rasa asam dan menghilangkan bau amis, cuka juga punya manfaat lain. Cuka atau asam asetat ini dapat mengatasi berbagai masalah kebersihan rumah. Mulai dari shower mampet, lantai kusam, hingga membersihkan kerak botol. Cara menggunakannya pun sangat mudah.

1. Shower Mampet

Air yang mengandung besi, tanah, atau pasir halus bisa menjadi biang keladinya. Untuk mengatasinya, siapkan 1 liter air panas, kemudian tuangkan satu cangkir cuka makan dan aduk. Rendam kepala shower dalam larutan tadi selama 10 menit. Angkat, lalu bersihkan. Teratasi sudah masalah shower mampet.

2. Blender Kotor

Penggunaan blender biasanya meninggalkan noda. Terkadang noda tersebut sulit dihilangkan. Jika itu terjadi, gunakan campuran air, sabun cuci piring, dan cuka. Tuang campuran itu ke dalam blender dan nyalakan blender selama 30 detik. Buang campuran air tadi dan bilas dengan air hangat.

3. Lantai Kusam

Lantai keramik yang berusia lebih dari lima tahun biasanya berubah menjadi kotor dan kusam. Untuk membersihkannya, tuangkan cuka ke permukaan lantai. Diamkan selama lima menit. Kemudian bersihkan dengan kain pel hingga bersih. Pel sekali lagi dengan air untuk menghilangkan bau cuka.

4. Karat pada Logam

Untuk menghilangkan karat, siapkan satu sendok makan cuka dicampur satu sendok teh garam. Gosokkan campuran tersebut ke bagian perkakas logam yang berkarat. Setelah karat hilang, bersihkan dengan air dan keringkan.

5. Guci Pecah

Guci pecah pun bukan lagi masalah. Buat campuran dari satu bungkus agar-agar, satu sendok cuka, aduk hingga mengental. Gunakan campuran adonan tadi sebagai lem. Rekatkan setiap bagian pecahan guci. Setelah itu jemur hingga adonan lem kering. Guci pun kembali utuh.

6. Sisa Minyak

Agar noda minyak di panci gampang dibersihkan, tuangkan cuka ke dalam 2 liter air. Celupkan panci berminyak ke dalamnya. Noda minyak akan luntur dan setelah itu bilas panci dengan air bersih.

7. Kerak Botol

Kerak pada botol bisa dibereskan dengan cuka. Masukkan air sabun ke dalam botol. Tambahkan satu sendok makan abu gosok dan satu sendok makan cuka. Biarkan selama 10 menit. Kemudian kocok-kocok dan sikat bagian dalam botol. Kerak dalam botol pun hilang.

Sabtu, 27 Juni 2009

Albert Einstein: Bagaimana Saya Membangun Teori Relativitas

Siapa yang tidak kenal formula Einstein E = m c2 atau paradoks si kembar yang mendapati saudara kembarnya sudah jauh lebih tua setelah ia melakukan perjalanan dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya? Namun tidak semua orang tahu kalau "keajaiban" tersebut hanyalah bagian kecil dari teori relativitas Einstein, serta bagaimana sebenarnya Einstein mendapatkan teori relativitas tersebut.

Pada tanggal 14 Desember 1922 Albert Einstein menyampaikan kuliah umum di depan mahasiswa Kyoto Imperial University tentang ide-ide yang melatar-belakangi lahirnya teori relativitas khusus dan umum. Kuliah ini merupakan bagian dari lawatan Einstein ke Jepang selama 43 hari di penghujung tahun 1922 bersama istrinya Elsa. Lawatan ini cukup unik, karena inilah satu-satunya lawatan Eistein ke Asia. Selama kunjungan tersebut, Einstein memiliki jadwal yang sangat ketat, ia harus memberikan kuliah untuk para profesional (fisikawan) serta publik umum.

Tahun berikutnya, catatan kuliah ini diterbitkan oleh sebuah majalah bulanan Jepang yang bernama Kaizo. Prof. Masahiro Morikawa dari Ochanomizu University menerjemahkan artikel tersebut ke dalam bahasa Inggris dalam buletin Asosiasi Himpunan Fisikawan Asia Pasifik yang terbit bulan April lalu. Seperti keyakinan Prof. Morikawa, saya pun sependapat bahwa artikel ini selayaknya diketahui masyarakat. Satu hal penting yang dapat kita pelajari dari kuliah ini adalah fakta bahwa sebagai manusia biasa Einstein pernah hampir putus-asa karena sulitnya problem relativitas. Namun kombinasi antara ketekunan, kerja keras, kejeniusan, hubungan baik dengan sesama ilmuwan, serta keberuntungan yang ia miliki, merupakan faktor yang akhirnya menentukan keberhasilan Einstein melahirkan kedua teori relativitas tersebut. Hal ini tentu saja patut menjadi renungan bagi para ilmuwan di republik ini.

Berikut adalah terjemahan pidato Einstein tersebut.

Bukanlah suatu hal yang mudah untuk menceritakan secara lengkap bagaimana saya mendapatkan teori relativitas. Hal ini disebabkan oleh adanya beragam kompleksitas yang secara tidak langsung memotivasi pemikiran manusia. Saya pun tidak ingin menyampaikan secara rinci perkembangan pemikiran saya berdasarkan makalah-makalah ilmiah saya, namun saya akan secara sederhana menyampaikan pada anda esensi perkembangan pemikiran tersebut.

Pertamakali saya mendapatkan ide untuk membangun teori relativitas sekitar 17 tahun lalu (1905). Saya tidak dapat mengatakan secara eksak darimana ide semacam ini muncul, namun saya yakin ide ini berasal dari masalah optik pada benda-benda yang bergerak. Cahaya merambat dalam lautan ether dan bumi bergerak dalam ether yang sama. Oleh karena itu gerakan ether haruslah dapat diamati dari bumi. Namun saya tidak pernah menemukan satu bukti pengamatan aliran ether tersebut di dalam literatur fisika. Saya sangat terdorong untuk membuktikan aliran ether relatif terhadap bumi, dengan kata lain gerakan bumi di dalam ether. Pada saat itu saya sama sekali tidak meragukan eksistensi ether serta gerakkan ether tersebut. Sebenarnya saya mengharapkan kemungkinan pengamatan pada perbedaan antara kecepatan cahaya yang bergerak searah dengan gerakan bumi dan cahaya yang bergerak berlawanan (dengan bantuan pantulan cermin). Ide saya dapat direalisasi dengan menggunakan sepasang termokopel untuk mengukur perbedaan panas atau energi mereka. Ide ini mirip dengan eksperimen interferensi Albert Michelson, namun saat itu saya tidak begitu familiar dengan eksperimen Michelson. Saya berkenalan dengan hasil-nihil (null-result) eksperimen Michelson saat saya masih mahasiswa dan sejak saat itu saya sangat terobsesi dengan ide saya. Secara intuisi saya merasakan bahwa jika kita menerima hasil-nihil tersebut maka ia akan mengantarkan kita pada satu kesimpulan bahwa pandangan kita tentang bumi yang bergerak di dalam ether adalah salah. Ini adalah langkah pertama yang menarik saya ke arah teori relativitas khusus. Sejak saat itu saya mulai yakin bahwa jika bumi bergerak mengelilingi matahari maka gerakannya tidak pernah dapat dideteksi dengan eksperimen yang menggunakan cahaya.

Pada tahun 1895 saya membaca makalah Hendrik Lorentz yang mengklaim bahwa ia dapat memecahkan problem elektrodinamika seutuhnya melalui pendekatan pertama, yaitu suatu pendekatan dimana pangkat dua atau lebih dari rasio antara kecepatan benda dan kecepatan cahaya diabaikan. Setelah itu saya mencoba mengembangkan argumen Lorentz pada hasil eksperimen Armand Fizeau dengan mengasumsikan bahwa persamaan gerak elektron, sebagaimana telah dibuktikan Lorentz, berlaku dalam sistem koordinat baik yang mengacu pada benda bergerak maupun pada vakuum. Saya yakin dengan keabsahan elektrodinamika yang disusun oleh Maxwell dan Lorentz dan saya sangat yakin bahwa mereka dengan tepat menjelaskan fenomena alam yang sebenarnya. Lebih-lebih pada fakta bahwa persamaan yang sama berlaku dalam sistem koordinat bergerak serta sistem vakuum, jelas memperlihatkan sifat invarian (tidak berubah) cahaya. Walau demikian, kesimpulan ini bertentangan dengan hukum komposisi kecepatan yang dianut saat itu. Mengapa kedua hukum dasar ini bertentangan satu sama lain? Masalah besar ini membuat saya berfikir keras. Saya harus menghabiskan setahun penuh dengan sia-sia dalam mengeksplorasi kesempatan memodifikasi teori Lorentz. Masalah ini terlihat terlalu berat untuk saya!

Suatu hari, sebuah percakapan dengan teman saya di Bern membantu saya memecahkan masalah besar ini. Saya mengunjunginya pada hari yang cerah dan bertanya padanya: "Saat ini saya sedang dihadapkan pada masalah besar yang saya kira tidak pernah dapat diselesaikan. Sekarang saya ingin membagi masalah ini dengan anda." Saya menghabiskan pelbagai diskusi dengannya. Tiba-tiba saya mendapatkan ide yang sangat penting. Esoknya saya katakan kepadanya : "Terimakasih banyak. Saya telah memecahkan seluruh masalah saya."

Ide utama saya untuk pemecahan masalah ini berkenaan dengan konsep waktu. Waktu tidak boleh didefinisikan a priori sebagai suatu realitas absolut. Waktu haruslah bergantung pada kecepatan sinyal. Masalah besar ini dapat diselesaikan dengan konsep baru tentang waktu.

Hanya dalam lima minggu saya dapat menyelesaikan prinsip relativitas khusus setelah penemuan tersebut. Saya juga tidak memiliki keraguan akan keabsahan prinsip ini dari sisi filosopis. Lagipula prinsip ini sesuai dengan prinsip Mach, paling tidak sebagian jika dibandingkan dengan kesuksesan teori relativitas umum. Inilah cara saya membangun teori relativitas khusus.

Langkah pertama menuju teori relativitas umum muncul dua tahun kemudian (1907) dengan cara yang berbeda.

Saya tidak terlalu puas dengan teori relativitas khusus karena prinsip relativitas hanya terbatas pada gerak relatif dengan kecepatan konstan namun tidak dapat diaplikasikan pada gerak secara umum. Pada tahun 1907 saya diminta oleh Johannes Stark untuk menulis ulasan tentang pelbagai hasil eksperimen dari teori relativitas khusus dalam laporan tahunannya Jahrbuch der Radioaktivitaet und Elektronik. Ketika diminta untuk menulis artikel ini saya sadar bahwa teori relativitas khusus dapat diterapkan pada semua fenomena alam kecuali gravitasi. Saya benar-benar ingin mencari jalan untuk menerapkan teori ini pada kasus gravitasi. Namun saya tidak dapat menyelesaikan hal ini dengan mudah. Satu hal yang membuat saya frustrasi adalah fakta bahwa meski teori relativitas khusus memberikan relasi yang sempurna antara kelembaman dan energi, sementara relasi antara kelembaman dan berat (inersia dan sistem gravitasi) tidak tersentuh sama sekali. Saya curiga bahwa masalah ini berada jauh di luar cakupan teori relativitas khusus.

Suatu hari saya sedang duduk di atas sebuah kursi di Kantor Paten Swiss di Bern. Inilah saatnya sebuah ide cemerlang melintas di benak saya. "Seseorang yang jatuh bebas tidak akan mengetahui berat badannya." Ide sederhana ini memberi saya pemikiran yang mendalam. Emosi liar yang melanda saya saat itu mendorong saya ke arah teori gravitasi. Saya kembali berfikir, "Seseorang yang jatuh bebas memiliki percepatan." Pengamatan yang dilakukan oleh orang ini sebenarnya dilakukan pada sistem yang dipercepat. Saya memutuskan untuk memperluas prinsip relativitas dengan memasukkan percepatan. Saya juga berharap, dengan menggeneralisasi teori ini saya akan sekaligus memecahkan masalah gravitasi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa orang yang jatuh bebas tidak merasakan berat badannya akibat adanya medan gravitasi lain yang menghilangkan medan gravitasi bumi. Dengan kata lain, setiap benda yang dipercepat membutuhkan medan gravitasi baru.

Meski demikian saya tidak dapat memecahkan masalah ini secara utuh. Delapan tahun saya habiskan untuk menurunkan relasi yang nyata. Sebelum itu, saya hanya mendapatkan potongan-potongan dasar teori tersebut.

Ernst Mach juga mengklaim prinsip ekivalensi antar sistem-sistem yang dipercepat. Namun jelas hal ini tidak cocok dengan geometri biasa. Hal ini disebabkan karena jika sistem-sitem semacam ini diizinkan, maka geometri Euclidean tidak berlaku di setiap sistem. Menjelaskan hukum fisika tanpa geometri sama saja dengan menjelaskan suatu pemikiran tanpa kata-kata. Kita harus mempersiapkan kata-kata tersebut sebelum kita dapat menjelaskan pemikiran kita. Jadi, apa yang harus saya letakkan sebagai landasan teori saya?

Masalah ini tetap tak terselesaikan hingga tahun 1912. Pada tahun itu saya menyadari bahwa teori permukaan Karl Friedrich Gauss dapat menjadi dasar yang baik untuk memecahkan misteri di atas. Bagi saya, koordinat permukaan Gauss merupakan peralatan yang sangat penting. Namun saya tidak mengetahui bahwa George Riemann sebelumnya telah mengembangkan dasar-dasar geometri yang sangat mendalam. Saya hanya ingat teori Gauss yang saya dapat dalam kuliah dari seorang dosen matematika bernama Carl Friedrich Geiser ketika saya masih mahasiswa. Jadi saya semakin yakin bahwa sifat-sifat dasar dari geometri haruslah memiliki arti fisis.

Sekembalinya saya ke Zurich dari Praha saya menemui teman dekat saya, seorang ahli matematika, Marcel Grossmann. Ia membantu saya mencarikan referensi-referensi matematika yang agak asing bagi saya ketika saya masih di kantor paten Swiss di Bern. Inilah untuk pertamakali saya belajar darinya hasil karya Curbastro Ricci serta makalah-makalah Riemann. Saya tanyakan kepadanya apakah masalah saya dapat diselesaikan dengan teori Riemann, yaitu apakah invarian dari elemen garis cukup untuk menentukan seluruh koefisien yang saya cari. Selanjutnya, saya berkolaborasi dengannya dalam menulis sebuah makalah pada tahun 1913, meski persamaan gravitasi yang sesungguhnya belum dapat diturunkan saat itu. Penyelidikan lebih lanjut dengan menggunakan teori Riemann, sayangnya, menghasilkan banyak kesimpulan yang bertentangan dengan harapan saya.

Dua tahun berikutnya berlalu saat saya masih memutar otak untuk memecahkan masalah ini. Pada akhirnya saya menemukan satu kesalahan pada perhitungan saya sebelumnya. Saya kembali mencoba menurunkan persamaan gravitasi yang benar berdasarkan teori invarian. Setelah dua minggu bekerja, jawaban akhir muncul di depan saya.

Setelah tahun 1915 saya mulai mengerjakan problem kosmologi. Riset yang saya lakukan menyangkut geometri dan waktu jagad raya. Riset ini didasarkan pada pembahasan syarat batas teori relativitas umum dan argumen kelembaman Mach. Meski saya tidak mengetahui sejauh mana dampak ide Mach pada substansi relativitas umum dari kelembaman, saya yakin bahwa pemikiran besar ini merupakan filosopi dasar saya.

Mula-mula saya mencoba membuat syarat batas persamaan gravitasi menjadi invarian. Belakangan saya bahkan dapat menghilangkan batasan ini dengan asumsi bahwa jagad raya bersifat tertutup. Dengan demikian saya berhasil memecahkan masalah kosmologi. Sebagai hasilnya diperoleh bahwa kelembaman muncul sebagai satu sifat relatif di antara materi dan haruslah lenyap jika tidak ada benda lain yang berinteraksi dengannya. Saya yakin jika sifat penting ini membuat teori relativitas umum memuaskan kita bahkan dalam pandangan epistemologi sekalipun.

Dengan ini saya ingin mengakhiri cerita singkat saya tentang bagaimana saya membangun teori relativitas. Terimakasih banyak.

Kini, Sekolah Jerman Ajarkan Islam

BERLIN - Sekolah umum di Jerman tak lama lagi bakal mengijinkan siswa Muslim memperoleh pelajaran tentang keyakinan mereka. Keputusan itu bagian dari rekomendasi hasil dialog selama empat tahun, antara pemerintah Jerman dan komunitas Muslim.

"Melangkah ke depan, penerapan lebih jauh rekomendasi hasil dari Konferensi Islami Jerman (DIK), untuk integrasi sosial dan keagamaan Muslim di Jerman, sangatlah krusial," ujar Menteri Dalam Negeri, Wolfgang Schaeuble, dalam hari terakhir DIK, Kamis (25/6).

"Hal ini bisa menjadi contoh di dalam masyarakat kita untuk mengakui dan mengatasi semua perbedaan yang timbul," imbuhnya. Salah satu rekomendasi utama adalah meresmikan pengajaran Islam di sekolah umum dan membentuk jurusan teologi Islam di perguruan-perguruan tinggi di Jerman.

"Status akademik dibutuhkan, karena teologi Islam berbasis di Jerman dapat menawarkan jawaban tepat seputar masalah kehidupan Muslim dalam keragaman," ujar Wolfgang "Sekaligus dapat mengangkat isu partisipasi mereka dalam diskursus politik umum negara," imbuhnya.

Orang tua siswa Muslim memang telah lama mengeluhkan sekolah umum yang tidak memberi mata pelajaran agama untuk anak-anak mereka. Kini, mereka dapat berlega hati, meski hanya beberapa sekolah yang dijadikan proyek awalan dalam pengajaran Islam untuk murid-murid Islam.

Sekolah-sekolah Jerman saat ini telah mengajarkan pendidikan agama lain, yakni Yahudi, Katholik, dan Portestan.

Selain pengajaran Islam dalam sekolah, pemimpin muslim dan pemerintah juga merekomendasikan sekolah mengakomodasi keprihatinan para orang tua murid Muslim, khususnya murid putri dalam mata pelajaran berenang yang bercampur dengan murid pria. Rekomendasi lain juga menyatakan murid Putri dapat mengenakan jilbab di dalam sekolah, bukan cadar

DIK sendiri dibentuk oleh pemerintah pada 2006 lalu dalam upaya melakukan dialog antara negara dan komunitas Muslim Mereka. Studi terbaru yang dilakukan oleh Kantor Federal di Nuremberg urusan Migrasi dan Pengungsi (BAMF), memproyeksikan citra baru atas komunitas Muslim Jerman. Komunitas tersebut, menurut studi, jauh dari selip pandangan negatif pada umumnya yang terjadi pada komunitas Muslim di negara lain.

Lembaga itu menyatakan dalam studinya, Muslim lebih membaru ketimbang sebelumnya. Tak hanya itu, mereka menemukan bahwa 45 persen Muslim di Jerman adalah warga negara asli.

Penemuan lain dalam studi sekaligus menjadi tanda keberhasilan pembauran, fakta lebih dari separuh Muslim Jerman merupakan anggota asosiasi atau klub-klub Jerman. Perkumpulan itu mulai dari klub olahraga, klub warga senior, perserikatan tenaga kerja, bukan klub yang mendasarkan keanggotaan pada asal-usulnya

Kegagalan bukan akhir dari segalanya !!

Didalam menjalankan karier atau kehidupannya, setiap manusia menginginkan untuk berhasil. karena keberhasilan itu lah target utama kita dalam berkarier. Namun banyak orang yang tidak memahami bahwa tidak ada keberhasilan dan kesuksesan yang bisa diperoleh tanpa melalui sebuah atau beberapa kali kegagalan. GAGAL adalah jalan yang pasti dilewati oleh seluruh orang yang sekarang SUKSES. Kenapa demikian?
Karena orang tidak akan tahu bagaimana rasanya SUKSES kalau dia belum pernah merasakan GAGAL.
Tidak berhasilnya kita mendapatkan apa yang kita inginkan, itu belum disebut GAGAL. Namun pada saat kita menyerah untuk mencobanya kembali, disaat itu lah KEGAGALAN yang sebenarnya sedang terjadi.
KEGAGALAN itu selalu menyisakan kesempatan, karena GAGAL itu bukan suatu kemunduran melainkan hanya jalan ditempat.
Semakin cepat kita mengalami kegagalan, maka semakin cepat pula kita bisa bangkit kembali dan menjadi SUKSES.

Orang tua yang kurang bijaksana akan takut melihat anaknya GAGAL, namun bagi orang tua yang bijaksana malah akan TAKUT apabila melihat anaknya tidak pernah GAGAL.
Disetiap kita bangkit dari KEGAGALAN, maka setiap itu pula kita memetik pelajaran yang sangat berharga dari KEGAGALAN tersebut.

"Jika hari ini kita tersandung, itu manandakan kita sedang berjalan. Hanya orang yang DIAM lah yang tidak pernah tersandung".
Penggalan kalimat diatas menandakan bahwa setiap manusia yang bergerak atau berkarya, pasti akan mengalami KEGAGALAN.
Di dunia ini hanya ada 2 jawaban, BERHASIL atau GAGAL. Sehingga apabila dilihat dari persentase kemungkinannya, BERHASIL dan GAGAL itu memegang peranan yang sama besarnya yaitu fifty-fifty (50% - 50%) . Sehingga jangan bingung apabila didalam hidup kita mendapati banyak kegagalan.

Tidak satupun penemu-penemu dan pengusaha besar yang tidak mengenal kata GAGAL.
Justru mereka itulah yang paling mengenal dan memahami hakekat dari kegagalan tersebut, dengan bukti mereka berhasil bangkit kembali dari kegagalan dan berhasil mengubahnya menjadi sebuah kesuksesan.

Ada kalanya DIAM itu bukan EMAS..

Ada perkataan orang bijak yang mengatakan bahwa DIAM itu adalah EMAS. Statement itu bisa dibenarkan, tapi didalam kondisi tertentu ungkapan seperti itu tidak dapat berlaku.
Didalam hubungan yang harmonis, komunikasi yang lancar sangat MUTLAK dibutuhkan. Komunikasi yang baik apabila dibumbui dengan saling percaya maka akan menjadi sebuah "adonan" lezat dalam membentuk suatu hubungan.
DIAM adalah EMAS itu berlaku pada saat terjadi suatu perdebatan sengit yang tidak dapat membuahkan hasil apabila terus diperdebatkan. langkah yang paling tepat untuk diambil adalah DIAM. Atau pada saat dalam suatu kondisi kita tidak tahu persis dengan inti dari permasalahan yang dibahas dalam suatu forum, maka DIAM adalah lebih baik dari pada bicara namun tidak mengerti dengan apa yang sedang dibicarakan.
Tidak satu masalahpun dapat diselesaikan dengan DIAM. Ungkapkanlah kebenaran itu walau terasa sangat berat dan pahit sekalipun.
Setiap manusia diciptakan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, untuk itulah kita diciptakan berpasang-pasangan agar kita saling melengkapi.
Adakalanya kelebihan yang kita miliki tidak dimiliki oleh pasangan kita, begitu juga sebaliknya.
Didalam berhubungan, hasil buah pikiran bersama adalah yang sangat dibutuhkan dalam menentukan pilihan. Bahkan seorang raja dan presiden pun membutuhkan penasehat dalam memutuskan suatu hal.
Masalah yang Allah berikan kepada kita saat sudah berkeluarga tentu berbeda dengan pada saat kita masih sendiri. Masalah pada saat sudah berkeluarga memang di design untuk diselesaikan bersama. Untuk itu diskusi menjadi kunci pokok kita dalam menjalankan rumah tangga.

Apabila kita DIAM dalam berhubungan, itu menunjukkan bahwa kita tidak memiliki andil dalam hubungan tersebut.
Jadi, didalam berhubungan, DIAM bukanlah merupakan EMAS, tapi IDE - lah yang merupakan EMAS-nya.